PFtlSiD018tScahPvI9YDvgx0mRSgxinUSC7Ezar

Cafe Kopi: Sekelumit Cerita dari Sudut Majalengka di Kala Senja

Kupasabis.com - Cafe Kopi Majalengka.

Interior Cafe Kopi Majalengka
Foto Local Guide Iwan Kristiana 
Sore itu sinar mentari sudah mulai meredup, sengatannya pun mulai memudar. Hingga tak lagi menyengat kulitku yang kering ini. Hiruk pikuk jelang senja sudah mulai terlihat. Tua muda, laki laki perempuan semuanya tumpah ruah menyesaki jalanan serta tempat tempat kuliner hanya sekedar mencari makanan takjil tuk berbuka puasa. Wajah mereka tampak penuh keceriaan, canda tawa mewarnai gerak langkah mereka. Kadang aku iri melihat betapa bahagianya mereka.

Suasana langit makin redup, sinar mentari tak lagi nampak. Hanya semburat keemasan yang nampak di ufuk barat. Indah sekali kala senja di Majalengka, sungguh memanjakan mata. Suara adzan pun sudah mulai terdengar saling bersahutan. Disambut gembira oleh orang orang yang berpuasa. Keriuhan di jalanan sudah mulai berkurang saat mereka melangkahkan kaki untuk berbuka dengan keluarga tercinta. Senja bagi mereka membawa kebahagiaan yang tak terhingga.

Jujur, di sudut Majalengka ini aku hanya duduk termenung memandang kosong kedepan. Hidup ini terasa hampa, ada rasa gundah yang menyelinap di dalam dada. Nafas terasa berat, bibir kaku, lidah pun terasa kelu, hanya hati yang mampu untuk bicara. Tak terasa genangan air mata mulai mendorong di sudut mata, namun aku tahan agar air itu tidak sampai tumpah membasahi tanah ini.

Senja di Majalengka sebenarnya sangat indah. Indah bagi mereka yang dekat dengan keluarga, indah bagi mereka yang merajut kasih sayang dengan sempurna. Tersesat dalam terang, sunyi sepi dalam keramaian, itulah mungkin kondisiku saat ini. Hidup serasa sebatangkara, tanpa family dan sanak saudara yang peduli denganku. Baru terasa bahwa keluarga adalah harta yang paling berharga, mutiara yang paling indah. Keluarga adalah segalanya.

Rasa jenuh kadang menggelayuti hidupku. Serasa hidup ini tak lagi berarti, serasa hidup ini tak lagi bermakna. Benar kata teman, jika kau kejar cinta dunia melebihi cinta kepada-Nya, maka janganlah kau bertanya mengapa kau tak bahagia. Inilah yang aku harus renungkan.

Oke lah semua sudah terjadi, nasi sudah menjadi bubur, air kadung jatuh ke tanah. Sekarang dan saat ini tak boleh tinggal diam. Diam dalam hampa bukan solusi terbaik. Tinggalkan kegalauan, enyahkan hampa dari hidupku. Astagfirullah.

Saat adzan tiba, aku terhenyak, seolah bangun dari lamunanku. Rupanya perut ini mulai genit. Perut yang sudah meronta dan merintih kesakitan tak bisa dibawa kompromi. Pasukan cacing dalam perut sudah siap siaga menghadang hidangan puasa.

Dengan sedikit malas kaki ini melangkah mencari tempat yang pas untuk melepas hasrat makan ku. Tanpa aku sadari, akhirnya aku melipir ke sebuah cafe yang tak jauh dari tempat kerjaku, letaknya di sudut jalan.

Sepintas tak ada cafe di sudut jalan itu, tapi saat menengadahkan wajah ada sebuah plang bertuliskan Cafe Kopi. Dimana tuh tempatnya? Tempatnya di Jl. Raya K H Abdul Halim No.226, Majalengka Kulon, Kec. Majalengka, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat 45418

Cafe Kopi ini cukup cantik tapi tersembunyi, cocok buat kamu yang lagi ingin menyendiri.

Suasana yang ditawarkan layaknya di rumah sendiri, cozy dan comfort. Konsepnya berupa rumah tua yang di modernisasi. Nuansa jawa sangat kental di cafe ini. Kursi dari rotan dan perabotan klasik menjadi ciri khas cafe Kopi ini. Mantap deh. Kamu wajib coba.

Kadang aku sedih, suasana Cafe Kopi ini kontras dengan hatiku yang hampa. Namun apa boleh buat semuanya harus dihadapi. Aku harus kuat.

Tak banyak yang aku pesan, hanya segelas air putih, nasi putih, ayam rica rica dan minuman fruit tea. Setelah ku teguk segelas air, aku tak buru buru makan, ku sempatkan diri dulu untuk menunaikan kewajiban solat magrib. Air wudhu membuat semangat ini bangkit, alhamdulillah.

Skip skip akhirnya saat makan tiba. Dan pas liat menu makan, aku sedikit kaget pas melihat potongan potongan cabe rawit diatas piring. huuhhhh ternyata ayam rica rica itu pedes banget. Tapi pedes nya rica rica ga sepedes hidupku. Hmmm baper lagi deh hikhikhik

Daripada dipaksakan makan ayam rica rica yang pedes ga ketulungan, ku putuskan untuk pesan menu baru, namnya capcay. Ini baru cocok dan bersahabat dengan lidahku. Alhamdulillah nikmat juga ya Allah. Ku lahap nasi beserta menu lainnya sampai habis dan perut terasa kenyang banget. Sejenak aku melupakan beratnya hidup yang ku hadapi.

Ternyata Cafe Kopi sebuah sudut Majalengka bisa sedikit menjadi penawar rasa hampa yang aku derita. Cafe yang bersebelahan dengan Bank BJB tersebut tak hanya mengobati perut yang merintih dan meronta saja, tapi bisa dijadikan tempat untuk berdiskusi, ngatur strategi hidup, instrospeksi diri, dan bahkan menjadi obat hatimu yang pilu. Bye bye rasa Hampa di Sudut Majalengka kala senja. Senja yang indah jika bersama keluarga dan orang orang tersayang.

Ada hikmah yang bisa diambil dari sekelumit cerita tersebut. Paling tidak ada lima hal yang harus di cermati oleh kamu.



  1. Rasa hampa bisa timbul karena sebuah dosa dan kesalahan. So hilangkan rasa hampa mu dengan berbuat kebaikan.
  2. Jadikan keluarga sebagai harta yang paling indah. Janganlah sia siakan mereka.
  3. Cinta kepada dunia jangan melebihi Cinta Kepada-NYA. Cintai Allah melebihi segalanya.
  4. Makanlah sewajarnya, teliti sebelum membeli. Jangan asal beli tanpa tau rasa dan harganya. Ini khusus bagi yang bokek wkwkw.
  5. Lakukan refreshing saat rasa gundah gulana melanda.


Related Posts
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment