Sumber: pixabay.com |
Well, lantas apa hikmah yang dapat kita petik dari kisah tersebut?
Disadari ataupun tidak, seringkali kita seperti belalang itu. Kita terjebak dan terkurung di dalam sebuah kotak. Kotak yang kecil, gelap dan pengap, tapi anehnya seringkali kita merasa baik-baik saja tinggal di sana. Padahal kotak itu menghalangi dan mengurung kita dari dunia luar, sehingga indera kita terbatas, pengetahuan kita sedikit, miskin akan pengalaman, dan tidak mengikuti perkembangan zaman dengan segala tantangannya. terlebih jika kita merasa cukup dan berhenti menjadi seorang pembelajar.
Lalu pertanyaannya, seperti apakah kotak yang membelenggu kita itu?
Lalu pertanyaannya, seperti apakah kotak yang membelenggu kita itu?
Banyak. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan yang bertubi-tubi sehingga mampu merubah persepsimu, suara-suara yang melemahkan, sebuah system atau rutinitas yang monoton, cepat merasa puas, keterbatasan berbagai aspek, dan lain sebagainya. Kotak itu menyebabkan kita tidak memiliki motivasi, banyak berkeluh kesah, tidak percaya diri, serba salah, tidak mencintai diri sendiri, ragu dalam melangkah, dan sulit mewujudkan mimpi. Semua itu adalah kotak yang membatasi pengembangan diri kita, menghambat perkembangan kreativitas kita, memperlambat kesempatan kita dalam mencapai kesuksesan.
Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Out of the box! Keluar dari kotak itu! Bagaimana caranya? Ada beberapa hal yang dapat kita terapkan sebagai upaya dalam mensugesti diri. Itu cukup berhasil saya buktikan.
Kemudian, apakah anda anak seorang yang miskin? Jika iya, jangan menyesali apalagi mengutuk kondisi anda. Tapi terimalah, kemudian susun langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi kelemahan anda. Jadikan kemiskinan anda sebagai pelecut yang luar biasa, untuk mengubah anda menjadi orang yang sangat berharga. Carilah beasiswa untuk membantu kita dalam menggapai cita-cita. Atau bekerjalah meskipun anda harus berbagi waktu dengan jadwal kuliah. Apapun karakter dan kondisi anda, terimalah, kemudian buatlah strategi untuk membuatnya menjadi kunci sukses, bukan kunci kelemahan.
Kedua, kelola pikiran. Percaya tidak, nasib kita tergantung pada kualitas pikiran kita? Bila anda memandang diri anda kecil, dunia akan tampak sempit, dan tindakan anda pun jadi kerdil. Namun sebaliknya, bila anda memandang diri anda besar, dunia terlihat luas, anda pun melakukan hal-hal penting dan berharga. Itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri, juga pada kehidupan ini. Dunia memantulkan apa yang ingin kita lihat. Ia menggemakan apa yang ingin kita dengar. Semua yang kita ciptakan, akan menjadi sebuah persembahan yang harus kita terima pada waktunya. Oleh karena itu, kelola pikiran kita!
Ketiga, focus pada tujuan. Biasanya orang buta memiliki pendengaran yang tajam. Namun sebenarnya bukan pendengarannya yang tajam, tapi ia focus pada kekuatan yang ada, bukan meratapi kelemahannya. Hidup ini terlalu singkat. Maafkan saja mereka yang menyakitimu. Sayangi mereka yang peduli padamu. Dan berjuanglah untuk mereka yang berarti bagimu. Bertemanlah dengan semua orang, namun bergaulah hanya dengan orang yang berintegrasi dan memiliki nilai hidup yang benar. Karena pergaulan akan sangat mempengaruhi cara kita hidup, juga masa depan kita. Fokuslah pada jalurmu. Fokuslah pada hal-hal yang penting. Fokuslah pada pencapaian cita-citamu. Abaikan suara-suara yang melemahkan itu.
Keempat, pupuk optimism dalam diri. Optimisme adalah memandang hidup ini sebagai persembahan terbaik. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud. Mungkin saja anda mengalami pengalaman buruk yang tak mengenakkan, maka keburukan itu hanya karena anda melihat dari salah satu sisi mata uang saja. Bila anda berani menengok ke sisi yang lain, anda akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda. Ambil hikmah dari setiap peristiwa. Ada saat-saat dimana semua terasa begitu melambat dan tidak selalu sesuai dengan harapan. Evaluasi saja, bisa jadi kaerna kita kurang bersyukur.
Terakhir, carilah tantangan! Maksimalkan diri anda! Jika anda mahasiswa Jangan mau hanya menjadi mahasiswa biasa. Sudah tidak zamannya lagi anda membuka tangan meminta uang dari orangtua. Berbisnislah! Mungkin anda akan merasa repot dan lelah, tapi itu tidak seberapa disbanding berbagai pelajaran dan kemampuan yang akan kita dapatkan.
Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Out of the box! Keluar dari kotak itu! Bagaimana caranya? Ada beberapa hal yang dapat kita terapkan sebagai upaya dalam mensugesti diri. Itu cukup berhasil saya buktikan.
Pertama, terima, kenali dan cintai diri sendiri. Mari kita identifikasi diri kita secara objektif! Jangan merasa minder dan sakit hati ketika banyak orang menganggap kita anak yang bodoh, lamban dalam mencerna ilmu. Kita semua memang diciptakan Tuhan dalam kondisi bodoh. Namun karena bodoh itulah yang membuat manusia terus belajar untuk meraih kecerdasannya. Dan itulah juga sebabnya kita diwajibkan untuk belajar agar mampu mengelola bumi ini. Upaya kita haus lebih keras lagi untuk mengejar ketertinggalan dari mereka yang kebanyakan orang sebut sebagai pembelajar yang cepat. Anda harus berusaha lebih keras dan berdoa lebih giat dari mereka.
Kemudian, apakah anda anak seorang yang miskin? Jika iya, jangan menyesali apalagi mengutuk kondisi anda. Tapi terimalah, kemudian susun langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi kelemahan anda. Jadikan kemiskinan anda sebagai pelecut yang luar biasa, untuk mengubah anda menjadi orang yang sangat berharga. Carilah beasiswa untuk membantu kita dalam menggapai cita-cita. Atau bekerjalah meskipun anda harus berbagi waktu dengan jadwal kuliah. Apapun karakter dan kondisi anda, terimalah, kemudian buatlah strategi untuk membuatnya menjadi kunci sukses, bukan kunci kelemahan.
Kedua, kelola pikiran. Percaya tidak, nasib kita tergantung pada kualitas pikiran kita? Bila anda memandang diri anda kecil, dunia akan tampak sempit, dan tindakan anda pun jadi kerdil. Namun sebaliknya, bila anda memandang diri anda besar, dunia terlihat luas, anda pun melakukan hal-hal penting dan berharga. Itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri, juga pada kehidupan ini. Dunia memantulkan apa yang ingin kita lihat. Ia menggemakan apa yang ingin kita dengar. Semua yang kita ciptakan, akan menjadi sebuah persembahan yang harus kita terima pada waktunya. Oleh karena itu, kelola pikiran kita!
Ketiga, focus pada tujuan. Biasanya orang buta memiliki pendengaran yang tajam. Namun sebenarnya bukan pendengarannya yang tajam, tapi ia focus pada kekuatan yang ada, bukan meratapi kelemahannya. Hidup ini terlalu singkat. Maafkan saja mereka yang menyakitimu. Sayangi mereka yang peduli padamu. Dan berjuanglah untuk mereka yang berarti bagimu. Bertemanlah dengan semua orang, namun bergaulah hanya dengan orang yang berintegrasi dan memiliki nilai hidup yang benar. Karena pergaulan akan sangat mempengaruhi cara kita hidup, juga masa depan kita. Fokuslah pada jalurmu. Fokuslah pada hal-hal yang penting. Fokuslah pada pencapaian cita-citamu. Abaikan suara-suara yang melemahkan itu.
Keempat, pupuk optimism dalam diri. Optimisme adalah memandang hidup ini sebagai persembahan terbaik. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud. Mungkin saja anda mengalami pengalaman buruk yang tak mengenakkan, maka keburukan itu hanya karena anda melihat dari salah satu sisi mata uang saja. Bila anda berani menengok ke sisi yang lain, anda akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda. Ambil hikmah dari setiap peristiwa. Ada saat-saat dimana semua terasa begitu melambat dan tidak selalu sesuai dengan harapan. Evaluasi saja, bisa jadi kaerna kita kurang bersyukur.
Terakhir, carilah tantangan! Maksimalkan diri anda! Jika anda mahasiswa Jangan mau hanya menjadi mahasiswa biasa. Sudah tidak zamannya lagi anda membuka tangan meminta uang dari orangtua. Berbisnislah! Mungkin anda akan merasa repot dan lelah, tapi itu tidak seberapa disbanding berbagai pelajaran dan kemampuan yang akan kita dapatkan.
Jika anda seorang guru, jangan mau hanya menjadi seorang guru biasa. Tapi jadilah guru yang luar biasa. Anda mampu menciptakan proses pembelajaran yang produktif dalam setiap pertemuan, sehingga anda menjadi idola dan menetap di hati para siswa.
Jika anda seorang dosen, jangan mau hanya menjadi dosen biasa. Berkaryalah dengan mahasiswa. Jalankan tri dharma perguruan tinggi sehingga anda juga bersinar sebagai seorang penulis dan peneliti, yang dengan itu anda akan banyak diundang untuk menebarkan inspirasi.
Jika anda seorang blogger, jangan mau menjadi blogger biasa, jadikan tulisan kita ini, bukan hanya memberi manfaat dan mencerdaskan, tetapi juga mendatangkan keuntungan (hee…)
So, siapapun anda, apapun posisi anda, keluarlah dari zona nyaman anda. Maksimalkan kemampuan anda, agar anda bisa melompat lebih tinggi.
Penulis : Aay Farihah Hesya
Penulis : Aay Farihah Hesya
Post a Comment
Post a Comment