PFtlSiD018tScahPvI9YDvgx0mRSgxinUSC7Ezar

Tahun 2018 Jamaah Haji Terbang dari Bandara BIJB Kertajati Majalengka, Mungkinkah?


Foto: Facebook Endang Mu'min
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati Majalengka diproyeksikan untuk melayani penerbangan haji tahun 2018 ini. Hal ini tentu menjadi kabar menggembirakan bagi rakyat Jawa Barat khususnya Majalengka, pasalnya jamaah haji tak usah jauh-jauh ke Jakarta. Hanya saja untuk melayani penerbangan haji bukanlah perkara mudah dan tidak bisa asa-asalan, banyak hal yang harus diperhatikan, banyak hal yang harus dipertimbangkan dan banyak hal yang harus dipersiapkan.

Pertanyaannya, mungkin ga penerbangan haji dilakukan tahun ini dengan sisa waktu sekitar tiga bulan lagi? Pertanyaan ini harus dijawab dengan action bukan hanya dengan kata-kata. 

Persoalan Yang di Hadapi

Persoalan yang dihadapi antara lain adalah landasan pacu yang belum selesai, saat ini baru terpenuhi sepanjang kurang lebih 2.500 m sementara untuk penerbangan pesawat besar harus setidaknya memerlukan landasan pacu sepanjang 3.000 m.

Persoalan lain yang dihadapi adalah minimnya sarana hotel. Hotel ini berguna bagi kru penerbangan untuk menginap dan istirahat. Setelah penerbangan mereka tentu harus nginep untuk memulihkan stamina, ini otomatis memerlukan hotel yang representatif.

Baca: 14 Hotel di Majalengka Yang Pas di Kantong Backpacker

Kemudian persoalan lain yang dihadapi adalah belum tersedianya asrama haji dan minimnya fasilitas rumah sakit rujukan. Kedua hal tersebut sangat penting untuk menunjang lancarnya prosesi pemberangkatan haji. Jika ada jamaah sakit harus dilarikan kerumah sakit rujukan.
Yang harus diperhatikan adalah kondisi jemaah haji, pasalnya banyak jemaah haji yang bersiko tinggi, ketika pulang selalu banyak yang mengalami sakit, makanya dibutuhkan tim medis dan rumah sakit rujukan yang representatif. Semua itu harus tersedia dengan jarak tempuh yang dekat, satuan pengawal untuk keberangkatan dari asrama haji menuju bandara juga harus siap agar di perjalanan tidak mengalami kendala dan bisa lebih cepat sampai di bandara.
Selain itu perlunya PKPPK atau pemadam kebakaran karena pesawat tidak mungkin melakukan penerbangan jika pasilitas tersebut belum ada.

Foto: Facebook Endang Mu'min

Persoalan-persoalan tersebut diatas mengemuka saat rapat koordinasi lintas sektor membahas persiapan BIJB untuk mendukung angkutan udara haji dan umrah di Kantor KSO BIJB di Kertajati, Kamis 15 Maret 2018. Kegiatan tersebut dipimpin oleh Asisten Daerah Provinsi Jawa Barat bidang Ekonomi dan Pembangunan Edi Iskandar Nasution.

Hadir pada acara tersebut Direktur Haji Khusus dan Umrah Muhajirin Yanis, Bupati Majalengka, Direktu BIJB Bidang Keuangan, Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, PT Angkasa Pura II, perwakilan PT Garuda, perwakilan dari Saudi Arabia Airlines, Imigrasi, bea dan Cukai, Kementerian Agama serta sejumlah lembaga terkait lainnya.

Rapat Koordinasi Lintas Sektoral di BIJB, Kamis (15/3/18)
Dikutip dari Pikiran Rakyat, Direktur Direktur Haji Khusus dan Umrah Muhajirin Yanis mengungkapkan kini telah ditetapkan ada 12 embarkasi untuk melakukan penerbangan haji dan umrah, dengan dua maskapai Garuda dan Saudia Airlines. Calon jemaah haji Jabar sendiri mencapai 38.852 .

Muhajirin Yanis memaparkan asrama haji merupakan fasilitas yang dibutuhkan oleh bandara untuk penerbangan haji dan umrah. Saat ini asrama haji di Majalengka belum tesredia, sehingga harus memanfaatkan asrama haji yang sudah ada yaitu di Bekasi. Jarak perjalanan dari asrama haji dan bandara yang cukup jauh tentu perlu kenyamanan dan keamanan.

Terkait asrama haji ini Muhajirin menyarankan Pemerintah Kabupaten Majalengka atau Pemerintah provinsi mau menghibahkan lahan seluas 5 ha. Jika sudah ada lahan yang cukup, Kementrian Agama siap untuk melakukan pembangunan asrama. Pada tahun 2019 diharapkan asrama haji sudah tersedia, agar penerbangan haji bisa dilakukan berdasarkan basis wilayah terdekat dengan bandara bukan basis provinsi.

Disamping itu saat pesawat mengalami penundaan penerbangan harus ada tempat peristirahatan yang nyaman saat menunggu, pengendalian saat naik ke pesawat.

Pada kesempatan tersebut juga dibahas soal harus dilakukannya teknik landing oleh pesawat besar yang akan melakukan penerbangan haji. Prasetyo dari Direktorat Kementrian Perhubungan Udara mengungkapkan pihaknya sudah melakukan pengecekan, hasil akhirnya akan segera dicek kembali.

“Sekarang ini masih ada beberapa kendala diantaranya landasan pacu masih dipergunakan sebagai jalan oleh warga, hal itu harus segera ditanggulangi karena bandara harus steril. Sisi terminal menunggu penyelesaian yang informasinya akan selesai bulan Maret ini. Panjang runway juga paling tidak 3.000 m,” ungkap Prasetyo.

Sementara itu pihak Angkasa Pura II siap untuk segera melalukan perpanjangan landasan pacu sesuai komimen yang telah disepakati. Edi sudino dari Saudia Airlines menngungkapkan pelunya sertifikat bandara internasional, taksiway serta apron juga harus sudah siap.

Kesanggupan Bupati Majalengka

Bupati Majalengka, Sutrisno mengungkapkan, persoalan akses jalan bagi warga pihaknya siap untuk segera mengalihkan jalan ke jalur lain. Sehingga akses jalan warga ke bandara bisa segera ditutup. Hanya pihaknya butuh untuk melakukan sosialsiasi kepada warga agar mereka tidak marah. “Besok juga sudah bisa di tutup,” ungkap Bupati Sutrisno.

Bupati meminta semua untuk berkomitmen agar penerbangan haji bisa dilakukan mulai bulan Juli sesuai keinginan presiden. Menyangkut penginapan untuk kru pesawat dan hotel, Sutrisno mempersilahkan mes Pendopo untuk dipergunakan bila pasilitas hotel belum memadai. “Semua harus berkomitmen untuk memenuhi keinginan Presiden, untuk penginapan mes pendopo bisa digunakan. “ ungkapnya.

Harapan
Meskipun persoalan masih dibilang banyak, namun harapan BIJB menjadi tempat penerbangan haji masih terbuka. Pasalnya dari hasil rapat bisa disimpulkan, landasan pacu sudah siap akan diselesaikan karena sudah ada kesanggupan Angakasa Pura, sertifikasi juga sudah dalam proses, asrama bisa memanfaatkan Pondok Gede, Rumah Sakit sudah ada kesanggupan Bupati termasuk persoalan jalan untuk akses warga yang kini sudah tahap lelang, ruang tunggu saat ada penundaan penerbangan juga semua sudah cukup, jadi oftimis bisa dilakukan penerbangan pada pertengahan Juli mendatang. 
Hal itu diungkapkan Edi Iskandar Nasution, Asisten Daerah Provinsi Jawa Barat bidang Ekonomi dan Pembangunan. Ia meminta semua pihak untuk menyelesaikan seluruh persoalan yang kini menjadi kekurangan dan harus dipenuhi dalam melaksanakan penerbangan haji dan umrah. Dia optimis penerbangan bisa dilakukan dari BIJB setelah adanya kesanggupan dari semua unsur untuk meneyelesaikan seluruh persoalan yang dihadapi.

Jika ada kesiapan dari semua pihak yang berwenang dalam menyelesaikan seluruh persoalan, pihak Kementrian Agama siap untuk melakukan penerbangan haji pada 16 Juli mendatang. Serta akan segera melakukan perubahan rute penerbangan bagi calon jemaah haji.

Rakyat Jawa Barat berharap BIJB bisa menyelesaikan persoalan yang dihadapi dengan sebaik-baiknya, mendapatkan solusi yang tepat sehingga dalam waktu dekat bisa melaksanakan penerbangan haji. Kalopun tidak seluruh jawa barat, minimal untuk penerbangan dari jamaah haji dari Wilayah III Cirebon, Brebes, dan Tegal.
Related Posts
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment