PFtlSiD018tScahPvI9YDvgx0mRSgxinUSC7Ezar

Introvert Juga Mampu Bersinar

Sumber: pixabay.com
Kupasabis.com - Pertanyaan yang paling banyak diajukan oleh mahasiswa dalam perkuliahan maupun forum ilmiah adalah, bagaimana membangun kepercayaan diri, sehingga mampu tampil di depan umum dan berkomunikasi secara efektif dengan berbagai kalangan.

Pertanyaan yang sama pun seringkali diajukan oleh para orangtua ketika saya mengadakan program parenting di berbagai lembaga pendidikan. Salah satu dari banyak pertanyaan yang mereka ajukan mencerminkan kegalauannya akan anaknya yang dinilai pemalu, cenderung pendiam, tidak mau tampil, tidak senang bersosialisasi, dan mereka pun seringkali meminta tips bagaimana caranya agar putera-puterinya dapat lebih tampil percaya diri.

Sebelum menjawab pertanyaannya, biasanya saya terlebih dulu meluruskan sudut pandang mereka akan tipikal anak yang pemalu dan pemberani. Saya yakinkan kepada mereka bahwa anak pemalu itu baik. Tidak ada yang salah. Bahkan sifat malu sebagian daripada iman. Jika kita mau menelaah hadits, tidak sedikit yang menjelaskan tentang rasa malu. Dan ternyata rasa malu menjadi sifat yang langka di penghujung zaman ini. Jadi, rasa malu itu justru harus ditanamkan pada diri anak-anak kita sejak dini. Dan jika mereka telah memiliki rasa itu, maka peliharalah. Jangan malah ingin dihilangkan.

Kalau ada yang menganggap bahwa anak-anak yang tidak mau tampil itu adalah anak yang tidak memiliki kepercayaan diri, itu pendapat yang sangat keliru. Tidak ada hubungannya sama sekali antara ketidakinginan untuk tampil di depan umum dengan level kepercayaan diri seseorang. Ini hanya tentang kenyamanan. Ada anak yang lebih tertarik berada di lingkup yang besar, namun ada juga anak yang lebih nyaman di dalam lingkup yang lebih kecil. Jago kandang, mereka menyebutnya.

Lebih nyaman dan menikmati kesendirian itu normal. Hal itu pun dirasakan oleh saya. Karena itu, saya tidak pernah memiliki banyak teman. Berarti introvert, dong? Pasti pendiem! Lho, apa hubungannya? Silahkan tanyakan pada rekan-rekan kerja saya, betapa saya cerewet, ekspresif, dan emosional, sulit menyembunyikan perasaan. Namun jika melihat saya terlalu focus dan cenderung sibuk sendiri, itu karena tengah memiliki target-target yang harus segera diselesaikan. Kita harus memanfaatkan waktu seefektif mungkin, dan jangan dihabiskan hanya dengan mengobrol dan senda gurau.

Selain itu, seringkali masyarakat keliru dalam memaknai istilah introvert, saya tekankan di sini, introvert itu bukanlah pendiam. Harus kita ketahui, bahwa introvert dan ekstrovert hanyalah perbedaan pada sumber energy dalam interaksinya sehari-hari. Jika bertemu dengan manusia lain, mereka yang tipe ekstrovert akan merasa terisi energinya. Sedangkan yang introvert, akan merasa terhisap energinya. Jadi efeknya, mereka yang ekstrovert akan menaikmati keadaan dan keramaian karena itu tadi, merasa tercharge energinya, dan bagi mereka yang introvert, dia yang biasa mendominasi dalam lingkup kecil, akan merasa terkuras habis energinya, sehingga dia tidak begitu nyaman di tengah keramaian.

Well, manusia itu unik. Begitu pun kita, dan anak-anak kita. Semua anak dapat menyenangkan diri, juga menyenangkan orang lain dengan caranya masing-masing. Tidak harus semuanya menjadi artis, tetapi Allah pun menciptakan sebagai cameramen, juru make up, produser, sutradara, editor, penulis scenario, manager, dan lain sebagainya. Mereka jenius dalam bidangnya, mampu menguasai keilmuannya, dan lebih nyaman dengan dunianya. Banyak pula mereka yang tampil di belakang layar tidak kalah sukses dan mapan dibanding para artisnya.

Jadi, berhentilah memerintah, apalagi terkesan memaksa anak untuk tampil di atas panggung! Yang harus kita upayakan adalah memotivasinya. Jika mereka tetap tidak mau, jangan lantas dikritik, terlebih dibanding-bandingkan dengan teman-temannya yang lain. Itu justru akan mencederai harga dirinya. Mereka bukan tidak mampu, tapi tidak mau. Di antara mereka akan ada yang menjadi seorang arsitek hebat yang mampu mendesain bangunan luar biasa dari dalam kenyaman kamar kerjanya, penulis produktif yang mampu menginspirasi dunia melalui buku-bukunya yang dihasilkan dari rasa nyaman layar computer dan secangkir kopi hangat, serta gemericik hujan, menjadi seorang guru atau dosen yang mampu mencetak generasi cerdas, atau menjadi seorang ibu rumah tangga yang mampu membesarkan dan mendidik anak-anaknya menjadi anak yang sholeh, yang mampu membawa mereka ke dalam syurga. Mereka akan bersinar dengan caranya dan di dunianya masing-masing. Terimalah, cintailah, hargailah, dan syukurilah.

Penulis : Aay Farihah Hesya 
Related Posts
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment